Senin, 13 Agustus 2012

KEDATANGANNYA MERUBAH SEGALANYA (cerpen)


Pandangan lurus dan tatapan kosong tengah menaungui tubuh seorang gadis yang telah lama termenung dalam ruang pribadinya. Hatinya seakan sudah membeku. Perasaan lembut yang ia miliki kini telah luntur terbawa arus kehidupannya.
Sakit hati yang ia rasakan membuatnya terpuruk dalam kesendirian. Tak I bedulikan lingkungan sekitarnya yang seakan berlomba-lomba memberi semangat agar ia segera bangkit adri renunagnnya.
Seorang pemuda tampan pun tak mampu menghilangkan rasa sakit yang menderanya. Gadis itu seakan menjadi manusia yang tak bernyawa. Kasih sayang yang ia dapatkan dari seorang pemuda tampan yang kini setia menemaninya pun tak kunjung membuat hatinya goyah. Ia tetap pada pendiriannya.
Sakit hati rasanya saat ia mengingat perlakuan orang yang ia sayangi. Orang itu meninggalkannya begitu saja hanya karena suatu hal yang ia lakukan demi orang yang ia sayangi, namun kejadian itu justru meninggalkan bekas luka yang mendalam baginya. Kejadian yang tak pernah ia lupakan. Kejadian yang membuat sebagian hidupnya menjadi tak berguna. Sia-sia saja pengorbanannya saat itu. Kini orang yang ia sayangi entah kemana, sudah berbulan-bulan tak ada kabar darinya.


Saat itu, saat dimana ia tengah berjalan bersama kekasihnya, kekasih yang sangat ia cintai dan ia sayangi melebihi dirinya sendiri. Dan disinilah keterpurukan itu di mulai. Kekasihnya yang tengah asyik bercanda dengannya tak mengetahui jika dari arah depannya ada sebuah kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi dan tak membutuhkan waktu lama kendaraan itu sudah bisa membuat seorang gadis yang bernama Rani Oktavia tak sadarkan diri. Tujuan sebenarnya dari Rani adalah menyelamatkan kekasihnya, yaitu Yuda. Namun naas, niat baiknya justru berujung petaka. Rani yang sudah tak sadarkan diri langsung saja di larikan ke Rumah Sakit. Dan kekasihnya itupun terlihat sangat shok dengan kejadian yang di alami oleh Rani.


Saat ia terbangun dari tidur panjangnya, ia memutar bola mata indahnya mengelilingi semua sudut ruangan yang ia tempati saat ini. namun hanya kekecewaan yang ia dapat. Orang yang sangat ia harapkan kehadirannya justru taka da di sampingnya. Kini ia hanya di temani oleh alat-alat medis yang tertempel pada tubuh mungilnya.
Sesaat setelah ia membuka mata indahnya, ada seorang perawat yang masuk ke dalam ruangannya. “suster, kenapa kaki saya tidak bisa di gerakan?” perawat itu hanya memasang muka dengan penuh penyesalan. “sebelumnya saya minta minta maaf, kaki anda mengalami kelumpuhan” Rani hanya bisa menangis meratapi nasibnya, namun ia masih mencoba tegar dan kembali bertanya pada sang perawat “apakah ada seorang leki-laki yang datang kesini setiap harinya?” suster itu hanya menggeleng “setau saya taka da seorang laki-laki pun yang datang kesini, hanya terkadang mama anda datang menemani anda saat anda tak sadarkan diri” jelas sang perawat. “lalu siapa yang mengantarkan saya kesini setelah saya mengalami kecelakaan tersebut?”. Suster itu tampak sedang berpikir “ada seorang laki-laki yang mengatarkan anda” jawab perawat. “apakah suster tau siapa namanya?” tanya Rani sekali lagi. “maaf saya tidak tau siapa namanya” terang sang perawat. “saya keluar dulu ya” izin sang perawat. “iya sus, terima kasih atas jawabannya dari pertanyaan saya” Rani menyunggingkan senyumnya yang di balas dengan senyuman juga oleh sang suster.
Berhari-hari Rani terdiam dalam ruang inapnya. Ia selalu menunggu kehadiran seseorang yang sangat spesial baginya., namun orang itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. “kemana sih kamu Yuda” gumamnya dalam kesendirian.
Sampai ia keluar dari tempat yang telah mengurungnya selama berminggu-minggu itu, sang kekasih -yang ia tunggu-tunggu tak kunjung datang menghampirinya.
Kini ia telah menempati ruang pribadinya, tak lagi ada bau obat-obatan yang menyengat indra penciumannya. Hanya saja masih ada beberapa butir obat yang harus ia minum setiap harinya.
Ia terus saja merenung memikirkan sang pujaan hati yang tak kunjung datang menemuinya. Sampai renungan itu pudar saat orang yang ia tunggu menampakkan dirinya. Sungguh kebahagian baginya, ingin sekali ia melompat dalam pelukan sang kekasih yang sudah lama di rindukannya, namun apa daya.
“Yuda, akhirnya kamu datang juga” pekiknya. Yuda hanya menyinggukan sedikit senyum terpaksa. “Ran, aku pengen ngomong sesuatu sama kamu” seru Yuda. “ngomong aja, aku bakal dengerin dengan senang hati kok” ucap Rani. “aku mau kita putus” ucap Yuda. Seketika itu pula Rani membolakan matanya. Ia tak percaya dengan pernyataan yang terlontar dari bibir Yuda. “kamu bercanda kan?”. Yuda menggeleng “aku serius Rani”. “tapi atas dasar apa kamu mau putus sama aku?” tanya Rani. “aku nggak mau punya pacar cacat” seketika tubuh Rani terasa lunglai akhibat perkataan Yuda. Bagai tertusuk beribu-ribu anak panah saat mendengar ucapan kekasihnya itu, yang lebih tepatnya kini adalah mantan kekasih. “tapi aku seperti ini juga karena nolongin kamu”. “ngapain juga kamu nolongin aku, kenapa kamu nggak biarin aku aja yang di tabrak” sanggah Yuda. “karna aku sayang dan cinta sama kamu Yuda”. Jawab Rani lirir. “aku nggak butuh kasih sayang dancinta dari orang cacat seperti kamu”. Seakli lagi Yuda telah membuat hatinya hancur berkeping-keping. Rani tak menyangka, Yuda yang dulu tak pernah mengeluh padanya sama sekali, kini seakan berubah 180 derajat. “please jangan tinggalin aku” kini air mata Rani sudah tak bisa terbendung lagi. Butiran bening itu tumpah begitu saja membasahi hampir seluruh wajahnya. Namun Yuda sama sekali tak menggubrisnya, ia malah pergi meninggalkan Rani sendiri dalam keterpurukannya.

Setelah kepergian sang kekasih, kini hadir seorang pemuda tampan yang dengan tulus merawat dan menyayanginya. Namun Rani masih tetap saja diam dalam pendiriannya. Ia tak mau berbicara pada satu orang pun. Termasuk sang pemuda itu. Sampai pada suatu hari pendirian itu luntur saat pemuda yang bernama Rafael itu mengatakan suatu kalimat yang membuat Rani tersadar dari renungannya. “Ran, kamu nggaj boleh dong gini terus, kamu harus bisa buktiin ke Yuda kalau kamu bisa tanpa dia. Kamu harus balas semua perlakuan Yuda ke kamu” itulah kira-kira ucapan Rafael yang membuat Rani tersadar. Rani menyungginggkan senyumnya pada Rafael, dan tanpa terduga Rani mengucapkan sebuah kata-kata. “kamu bener Raf, aku harus bisa buktiin ke Yuda kalau aku bisa tanpa dia. Aku akan balas senua perlakuan dia ke aku dulu” Rafael sangat senang mendengar apa yang di katakana oleh orang yang ia sayang. “kalau gitu sekarang kita mulai dari hal yang kecil. Gimana kalau kita jalan-jalan?” ajak Rafael. Rani hanya menganggukan kepala dan menyinggungkan senyum pada Rafael pertanda ia setuju dengan perkataan Rafael. “akhir aku bisa buat kamu bangkit lagi Ran.  Aku bisa tepatin janji aku” gumam Rafael dalam hati kecilnya.
Kini Rani dan Rafael menjadi semakin dekat, bahkan sudah seperti sepasang kekasih. Meskipun Rani harus memakai kursi roda saat akan beraktivitas, namun ia menjalaninya dengan penuh keikhlasan. Sampai suatu hari hal yang mengejutkan terjadi lagi. Rafael yang akan menyeberang tidak memperdulikan kendaraan yang lewat. “Rafael awas” pekik Rani. Rafael yang kaget, seketika tubuhnya menjadi kaku tak bisa digerakan. Seketika itu pula Rani berlari dan memeluk Rafael yang tengah berada di tengah jalan. Namun takdir berkata lain, kali ini semua selamat dari tabrakan itu, dan tak ada luka sedikitpun pada tubuh mereka berdua. Itu semua karena mobil yang akan menabrak mereka berdua berhenti mendadak. Pengendara mobil itu keluar dan berkata “mas, kalau mau nyebrang itu lihat kanan-kiri” omel sang supir. “maaf pak, saya benar-benar terburu-buru tadi” ucap Rafael. “kalau gitu lain kali hati-hati mas” tutur sang supir. “iya pak”. Rafael segera menyingkir dari hadapan mobil itu. “Ran, kaki kamu udah sembuh? Kamu udah bisa jalan lagi sekarang?” rani pun tak menyangka dengan apa yang terjadi padanya. “iya Raf, sekarang aku udah sembuh. Dan ini berkat kamu” ucap Rani. “berarti sekarang saatnya kamu tau yang sebenarnya” kata Rafael. Rafael menggandeng tangan Rani dan membawanya ke masuk ke dalam mobilnya. “kita mau kemana sih Raf?” tanya Rani. “udah kamu diem aja, sebentar lagi kita sampai kok” jawab Rafael.

Rafael dan Rani telah sampai di tempat tujuan. Dan tempat tujuan itu adalah sebuah tempat pemakaman umum. “kita mau ngapain kesini Raf?” tanya Rani. “nah, sekarang kita udah sampai” ujar Rafael. “di sebuah batu nisan itu tertulis sebuah nama YUDA WIRATAMA. “apa maksud dari semua ini Raf?” tanya Rani tak mengerti. “sekarang waktunya kamua tau yang sebenarnya”. “sebenarnya, Yuda telah meninggal seminggu setelah ia memutuskan hubungannya denganmu. Ia tidak ingin kau bersedih karena kepergiaannya. Dan ia mengatakan semua itu hanya untuk membuatmu benci padanya. Saat iya menemuimu, sebenarnya saat itu Ia baru saja sadar dari komanya, ia mempunyai penyakit gagal ginjal” jelas Rafael. Rani hanya bisa menitihkan air matanya. “dan sebenarnya aku adalah saudara tiri dari Yuda” sambung Rafael. “dan aku telah berjanji padanya, bahwa aku akan membuatmu sembuh. Dan semua itu berhasil. Dan kini di depan tempat peristirahatannya, aku ingin ia menyaksikan saat dimana aku akan melamarmu. MAUKAH KAU MENJADI PENDAMPING HIDUPKU?” Rani mengangguk yang berarti ia menerima pinangan Rafael. “dengan senang hati aku menerimamu” ucapnya.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar